Setiap hari kita melakukan negosiasi, termasuk negosiasi bisnis, dengan anggota keluarga, tetangga, rekan kerja, maupun dengan mitra bisnis, tentu saja.
Disadari atau tidak, negosiasi dalam tingkatan apapun memberikan dampak yang lumayan penting terhadap kehidupan seseorang.
Tanpa bernegosiasi, yang bisa terjadi hanyalah konflik dan jika dibiarkan, hanya akan menghambat kenyamanan dan kelancaran kegiatan kita. Betul, kan?
Negosiasi sendiri merupakan sebuah proses di mana ada perundingan atau tawar-menawar yang terjadi di antara minimal dua orang atau dua kelompok, yang masing-masing memiliki tujuan dan berupaya memperoleh kesepakatan yang memuaskan semua pihak.
Sedangkan negosiasi bisnis adalah perundingan atau tawar-menawar terjadi atas sebuah obyek bisnis. Hasil yang diharapkan dari negosiasi adalah kontrak atau perjanjian bisnis.
Bagi para negosiator bisnis, negosiasi yang sukses bukan hanya berarti perundingan atau tawar-menawar dengan hasil kesepakatan yang memuaskan, melainkan pula berhasil mempertahankan hubungan baik yang telah terjalin.
Karena itu, ada beberapa prinsip yang harus dipegang negosiator agar negosiasi yang dilakukan dapat mencapai hal-hal itu.
Prinsip-prinsip ini diambil dari pengalaman sejumlah negosiator andal yang telah malang-melintang berurusan dengan berbagai tipe negosiasi dan mempelajari gaya, serta keahlian leader-leader mereka yang lebih senior dalam hal negosiasi bisnis. Begini rumusannya.
1. Tahu apa yang hendak dicapai dalam proses negosiasi
Tentu saja ini menjadi prinsip utama, bagaimana kita bisa bernegosiasi bisnis kalau kita sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang ingin kita capai lewat negosiasi. Tulis poin-poin capaian atau hasil negosiasi yang mau Anda raih.
Tetapkan batas minimal Anda karena yang namanya negosiasi, pasti ada kompromi, sehingga bisa jadi tidak semua harapan Anda terpenuhi. Seberapa jauh Anda bisa berkompromi untuk hasil yang ingin Anda dapatkan.
2. Pelajari situasi dan siapkan strategi negosiasi
Coba perhatikan, siapa yang kelihatannya lebih membutuhkan kesepakatan ini, pihak Anda atau mereka? Ini bisa ikut menentukan apakah Anda berada di posisi yang kuat atau sebaliknya.
Seperti disebutkan dalam poin sebelumnya, setiap negosiasi, termasuk negosiasi bisnis butuh kompromi, ada pertukaran atau modifikasi.
Tentukan poin-poin yang bisa menjadi pemecah kesepakatan bagi Anda dan cobalah juga untuk menentukan poin mana yang merupakan pemecah kesepakatan bagi pihak lain.
Pikirkan, apakah Anda dapat menyetujuinya.
3. Pahami cara negosiasi pihak lawan
Memahami gaya negosiator lawan adalah prinsip berikutnya. Bagaimana reputasi mereka selama ini, rekam jejak dalam negosiasi-negosiasinya dengan Anda atau pihak lain.
Apakah negosiator ini bisa dipercaya atau punya maksud baik untuk berkomitmen dalam negosiasi, ataukah dia orang yang licik.
Dengarkan kata-kata pihak lawan dan bertanyalah agar Anda lebih paham tentang apa yang sebetulnya hendak mereka capai dalam negosiasi.
Komunikasikan juga harapan Anda. Identifikasikan dengan jelas di mana keinginan kita dan keinginan lawan saling tumpang tindih atau ada kesenjangan, sehingga Anda berdua dapat mendiskusikan bagaimana memperkecil konflik ini.
4. Memulai dengan niatan negosiasi “win-win”
Kalau ingin memiliki relasi yang berkelanjutan, Anda harus bernegosiasi dengan tujuan mendapatkan solusi “win-win”. Jangan harap hubungan akan tetap berjalan baik pascanegosiasi, jika salah satu pihak merasa dirugikan atau diperlakukan tidak adil dalam negosiasi.
Mempertahankan hubungan baik untuk waktu yang panjang akan lebih penting daripada hasil menang-kalah.
Salah satu tujuan negosiasi, melalui proses memberi dan menerima, adalah untuk menemukan hasil lebih baik bagi kedua belah pihak. Ini mungkin saja tidak terlihat sebelum negosiasi dimulai.
5. Hindari negosiasi dengan diri sendiri
Apa maksudnya? Saat Anda melakukan penawaran kepada negosiator lawan, tunggulah sampai pihak mereka merespons dengan penawaran balik.
Jika Anda menawarkan sesuatu yang lain sebelum itu, pihak lawan akan melihat situasi ini sebagai kelemahan Anda dan akan mencoba untuk mengeksploitasi Anda demi mencapai keuntungan mereka sendiri.
Untuk menghindarkan dari tidak adanya penawaran balik, pastikan penawaran Anda adalah sesuatu yang kredibel. Jika tidak, pihak lawan tidak akan memedulikannya dan tidak akan membuat penawaran balik. Artinya, negosiasi pun berakhir prematur.
6. Bersikap tegas terhadap pihak lawan yang tak bisa dipercaya
Kalau Anda merasa negosiator yang dipakai pihak lawan adalah orang yang tidak kredibel dan pernah merusak negosiasi Anda sebelumnya, jangan ragu untuk meminta penggantian negosiator.
Katakan kepada pihak lawan, bahwa ini demi kelancaran negosiasi dan pencapaian kesepakatan, serta hubungan baik yang lebih berkelanjutan.
7. Ingatlah selalu, negosiasi efektif memerlukan dua pihak
Jika salah satu pihak merasa melakukan kesepakatan ini bukanlah kepentingan utama mereka, mereka tidak akan melakukan negosiasi ini. Jadi pastikan negosiasi hanya terjadi jika kedua pihak memang memiliki harapan yang sama dari perundingan.
Bahkan, jika Anda merasa berada dalam posisi yang kuat sekalipun dan Anda merasa dapat memaksa pihak lain untuk menyetujui persyaratan Anda, mereka selalu memiliki alternatif lain, yang jika dikejar, mungkin hanya akan merugikan Anda dalam jangka panjang.
Nah, siapkan dengan baik negosiasi bisnis Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan tambahan ilmu mengenai negosiasi bisnis, Anda bisa mengikuti traning negosiasi yang diselenggarakan oleh Presenta Edu.
Pingback: Memahami Definisi dan Pengertian Public Speaking | Training Provider Jakarta Indonesia - PT. Presenta Edukreasi Nusantara