Apakah Anda menyukai anak buah yang selalu menuruti perintah Anda, tanpa pernah sedikitpun ‘membantah’ atau memberikan masukan kepada Anda?
Atau apakah Anda lebih suka pada anak buah yang selalu mengerjakan tugasnya, tapi kadang-kadang ‘membantah’ atau tidak segan memberikan masukan ketika dia merasa ada sesuatu yang bisa diperbaiki?
Beberapa di antara Anda mungkin menyukai anak buah tipe pertama, karena dia tidak akan menyusahkan. Sementara anak buah tipe kedua mungkin akan sedikit menambah beban pekerjaan Anda karena Anda akan memikirkan bantahan atau masukan darinya.
Semua itu tentu tergantung dari sikap Anda sebagai manajer mereka, tergantung dari apa yang Anda rasakan dari atasan Anda atau yang Anda inginkan.
Kalau atasan Anda juga tidak pernah senang jika Anda ‘membantah’ atau memberi masukan, maka biasanya demikian pula perlakuan Anda kepada anak buah. Tapi kalau atasan Anda senang mengajak diskusi atau meminta masukan dari Anda, Anda juga akan berlaku demikian.
Tapi kalau ada yang bertanya kepada Anda, “Anda ingin diperlakukan seperti apa? Dibiarkan hanya menuruti perintah atau sering diajak berdiskusi agar Anda juga bisa mengeluarkan ide atau pendapat Anda?”
Sebagian besar akan memilih yang yang terakhir.
Hampir semua orang ingin agar ide dan pendapatnya didengarkan.
Ide dan pendapat itu adalah bukti bahwa ada potensi dalam diri seseorang untuk bisa berkembang. Begitu juga dengan anak buah Anda. Mereka tentu ingin agar potensi mereka bisa tergali, agar bisa dikembangkan.
Untuk itu, mereka melakukannya dengan caranya masing-masing. Ada yang selalu menuruti perintah atasannya tanpa membantah sedikitpun. Mereka berharap, ‘kepatuhan’ mereka ini akan membuat atasannya tergerak untuk mengembangkan potensinya.
Tapi, ada juga yang frontal, langsung mengatakan pendapatnya mengenai pekerjaan. Mereka ingin dilihat bahwa mereka juga punya ide atau pemikiran untuk perusahaan.
Tentu tugas Anda sebagai seorang manajer, untuk bisa memperhatikan pontesi anak buah Anda.
Jika Anda mengetahui potensi masing-masing anak buah, tentu bisa membantu Anda untuk membuat ritme kerja yang lebih efektif, dengan memanfaatkan potensi-potensi tersebut.
Ketika nantinya potensi anak buah Anda itu akan membuatnya mendapatkan promosi, tentu juga merupakan prestasi bagi Anda karena Andalah yang membimbing mereka selama ini.
Seorang manajer yang baik adalah manajer yang dapat membuat anak buahnya berkembang. Dengan begitu, maka dia melaksanakan tugasnya dengan baik. Menjadi manajer memang bukan asal memberikan perintah atau pekerjaan kepada anak buah.
Tapi, manajer yang baik dan bertanggung jawab harus bisa memberikan perintah dan pekerjaan yang tepat untuk anak buahnya. Bagaimana agar Anda bisa mendeteksi dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap anak buah Anda?
1. Melakukan Pendekatan Dengan Anak Buah
Kekuatan seorang manajer ada pada kemampuannya untuk bisa melihat keunikan anak buahnya, termasuk kelebihan dan kekurangannya.
Dengan begitu, sang manajer akan mampu menempatkan anak buahnya di dalam tim sedemikian rupa, sesuai dengan keunikannya masing-masing. Dengan menempatkan anak buah pada posisi yang tepat, maka peran dan tanggung jawab yang bisa mereka jalankan akan lebih optimal.
Untuk itu, Anda harus melakukan pendekatan yang baik kepada anak buah Anda. Pendekatan itu bisa dilakukan dengan berbicara dari hati ke hati dengan mereka, sering bergaul bersama anak buah, atau dengan memberikan penugasan.
Anda bisa mencari sendiri formula yang menurut Anda paling pas untuk dijalankan. Dengan berbicara atau bergaul bersama mereka, diharapkan agar anak buah percaya bahwa Anda mau mendengarkan mereka.
Kalau lewat penugasan, Anda bisa mengamati gaya mereka setelah mendapatkan tugas. Apakah mereka terlihat antusias, biasa-biasa saja, atau bahkan cenderung kurang suka dengan pekerjaan yang Anda berikan. Kalau mereka terlihat kurang menerima tugas tersebut, Anda bisa bertanya kepadanya. Anda bisa menggali, apakah pekerjaan itu terlalu berat untuknya, tidak sesuai dengan kapabilitasnya, atau dia sebenarnya mengharapkan penugasan yang lain.
Setelah Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai keunikan masing-masing anak buah, maka Anda akan menemukan jalan untuk bisa menggabungkan semua keunikan tersebut menjadi sebuah tim supaya menjadi tim yang solid.
2. Tegas Dalam Memimpin Anak Buah
Tegas bukan berarti harus selalu terlihat galak atau disiplin. Tegas memimpin anak buah juga berarti Anda harus memperjuangkan anak buah Anda.
Ada beberapa atasan atau manajer yang tega mengorbankan anak buahnya, karena mereka lebih berpihak kepada kepentingan yang lebih besar, misalnya klien atau atasan Anda.
Oleh karena itu, kemampuan Anda untuk berkomunikasi sangatlah penting. Baik berkomunikasi dengan atasan, klien dan anak buah. Ketika ada permintaan dari atasan atau klien yang bisa merugikan anak buah Anda, Anda harus tegas untuk menolaknya.
Demikian juga ketika Anda memberikan tugas kepada anak buah, Anda harus tegas, adil dan jelas dalam memberikan instruksi. Ketika ada anak buah yang ternyata tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, Anda harus siap untuk mengambil alih tugas tersebut.
Setelah itu, barulah Anda memperbaiki kekurangan atau keterbatasan mereka. Dengan adanya ketegasan dan empati seperti ini, maka anak buah akan menaruh kepercayaannya pada Anda. Mereka juga akan menjadi segan pada Anda, sehingga berusaha untuk memperbaiki dirinya. Dengan begitu, kinerjanya akan semakin membaik dan membuat tim Anda menjadi lebih produktif.
3. Berfokus Untuk Mengembangkan Anak Buah
Sebenarnya, tugas utama seorang atasan adalah mengembangkan anak buahnya. Tapi, sekarang ini sulit untuk mendapatkan manajer yang sadar bahwa dirinya harus bisa mengembangkan anak buahnya. Para manajer sibuk dengan tugas dan dirinya sendiri, sehingga dia lupa bahwa ada buah yang membutuhkan bimbingannya untuk berkembang.
Proses untuk mengembangkan anak buah itu bisa dimulai dengan mengenali keunikan anak buah Anda. Jika Anda sudah mengenali keunikan ini, Anda bisa memberikan instruksi yang lebih rinci pada mereka, tentunya yang sesuai dengan keunikan mereka tersebut.
Jika anak buah Anda memang ingin dan mau untuk berkembang, maka mereka tentu akan menjalankan instruksi Anda tersebut dengan baik. Ketika anak buah sudah menjalankan tugas sesuai dengan instruksi Anda, barulah Anda bisa meminta pertolongan pihak luar untuk membantu meningkatkan potensi mereka. Misalnya, Anda bisa mengajukan pelatihan yang bisa diikuti oleh anak buah Anda.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan agar kemampuan dan keterampilan mereka juga bertambah. Jadi, kinerja dan produktivitas mereka akan meningkat. Menjadi seorang manajer memang tidak mudah. Dibutuhkan komunikasi yang baik antara Anda, anak buah dan atasan Anda.
Di satu sisi, Anda punya tugas dan tanggung jawab terhadap atasan dan perusahaan. Di sisi lain, Anda juga harus bisa mengembangkan potensi anak buah agar tim Anda menjadi semakin solid dan produktif.
Apa saja keterampilan utama yang perlu dikuasai seorang manajer baru?
Dapatkan buku Essential Skills for New Manager - Seri 1 yang membahas bagaimana 4 skill utama dalam mengelola tim dengan baik.
131 halaman - PDF format - Gratis untuk Anda
Pingback: 4 Keterampilan Penting Bagi Seorang Manajer | Training Provider Jakarta Indonesia - PT. Presenta Edukreasi Nusantara