Daftar Isi
Apa yang Terlintas Saat Mendengar Kata “Hadiah”?
Ketika mendengar kata “hadiah”, sebagian besar dari kita mungkin langsung membayangkan sebuah barang berharga, pujian yang menyenangkan, atau apresiasi dari orang lain. Tidak salah, itu memang bentuk hadiah yang umum. Namun, ada jenis hadiah lain yang jauh lebih bermanfaat bagi perkembangan diri kita. Hadiah ini bukan berupa benda, melainkan masukan atau feedback.
Feedback, kritik, dan masukan dari orang lain, tidak semua orang siap menerimanya. Yuk tonton video berikut ini supaya kita tahu cara menyikapinya.
Ketika Pujian Menjadi Pedang Bermata Dua
Pujian memang menyenangkan. Sayangnya, jika tidak disikapi dengan bijak, pujian justru bisa menjadi penghambat pertumbuhan pribadi. Berikut adalah tiga risiko tersembunyi dari pujian yang berlebihan:
- Citra diri yang tidak realistis
Kita bisa merasa terlalu hebat hingga lupa bahwa kita masih perlu belajar dan berkembang. - Kehilangan kesadaran akan kekurangan diri
Fokus pada pujian membuat kita tidak lagi jeli terhadap hal-hal yang perlu diperbaiki. - Kecanduan validasi eksternal
Tanpa pujian, kita merasa rendah diri. Akhirnya, kita menjadi sangat bergantung pada pengakuan dari luar.
Feedback: Hadiah Tak Terduga yang Membawa Kita Tumbuh
Alih-alih menunggu pujian, mulailah melihat feedback sebagai bentuk hadiah sejati. Feedback mungkin tidak selalu nyaman, bahkan bisa terasa “pedas”. Namun, inilah justru yang membuatnya sangat berharga. Berikut tiga alasan mengapa feedback adalah salah satu kunci penting dalam pengembangan diri:
1. Feedback Menunjukkan Apa yang Harus Diperbaiki
Contoh sederhana: setelah presentasi, Anda menerima masukan bahwa bagian tertentu kurang jelas. Ini adalah sinyal konkret untuk melakukan perbaikan pada presentasi berikutnya.
2. Feedback Meningkatkan Kreativitas
Saat menerima masukan, kita terdorong untuk mencari cara-cara baru agar bisa tampil lebih baik, bekerja lebih teliti, atau menyampaikan ide dengan lebih efektif.
3. Feedback Membentuk Ketangguhan Mental
Terbiasa menerima masukan yang mungkin tidak menyenangkan akan melatih kita menjadi pribadi yang lebih kuat, terbuka, dan tahan terhadap tekanan.
Cara Menerima Feedback
Menerima feedback bukan perkara mudah, tetapi dapat dilatih. Berikut langkah-langkah untuk menerima masukan secara efektif:
- Terima dengan lapang dada
Anggap feedback sebagai pandangan orang lain yang bisa membuka blind spot kita. - Refleksikan secara jujur
Pikirkan dan renungkan apakah masukan tersebut memang benar dan bisa membantu kita berkembang. - Bertanya untuk klarifikasi
Jika masukan kurang jelas, tanyakan secara sopan agar Anda memahami konteks dan maksud sebenarnya. - Buat rencana aksi
Setelah memahami feedback, susun langkah konkret untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.
Tidak Semua Masukan Adalah Feedback

Penting untuk membedakan antara feedback yang membangun dan komentar yang menjatuhkan. Feedback adalah masukan yang bertujuan memperbaiki, meski disampaikan secara tajam. Namun, jika komentar lebih mengarah pada penghinaan atau sekadar melampiaskan emosi, itu bukanlah feedback yang perlu diinternalisasi.
Ambil intisari yang bermanfaat, dan sisihkan bagian yang tidak relevan atau menyakiti harga diri tanpa dasar yang jelas.
Minta Feedback Secara Aktif
Kita juga dapat membiasakan diri untuk meminta feedback. Seorang atasan bisa bertanya kepada tim, “Apa yang bisa saya perbaiki dalam cara saya memimpin?” Sebaliknya, anggota tim juga bisa bertanya kepada atasan, “Apa yang perlu saya kembangkan dari cara kerja saya?”
Langkah ini menunjukkan sikap terbuka dan keinginan kuat untuk bertumbuh.
Kesimpulan
Pujian memang menyenangkan, tetapi feedback adalah hadiah sesungguhnya. Masukan yang kita terima—meskipun pahit—adalah bahan bakar yang akan mendorong kita terus maju. Terimalah feedback dengan hati terbuka, renungkan, klarifikasi jika perlu, dan ubah menjadi aksi nyata.
Karena sesungguhnya, hadiah terbaik bukan yang membuat kita tersenyum seketika, tetapi yang membentuk diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari.
