Penyelia atau supervisor perusahaan adalah aset penting, terutama bagi perusahaan, firma, atau institusi besar. Peran supervisor dalam perusahaan amat beragam, mulai dari memimpin tim, mengelola pekerjaan untuk ditugaskan atau didelegasikan ke bawahannya, menyelesaikan masalah, memberikan laporan ke level manajemen di atasnya, maupun kepada timnya, dan banyak lagi.
Supervisor perusahaan adalah salah satu pilar pertumbuhan dalam bisnis, sehingga dia harus memiliki keterampilan yang baik dalam memimpin dan mengawasi karyawan atau anggota tim. Oleh sebab itu, menjadi supervisor baru tak hanya membutuhkan kemampuan akademik dan teknis, melainkan juga sejumlah soft skill.
Nah, Anda yang baru saja diangkat menjadi supervisor pastilah bukan orang sembarangan. Perusahaan atau manajemen telah menilai sejumlah keahlian atau keterampilan Anda yang berada di atas rata-rata agar dapat ditunjuk untuk memimpin sekelompok karyawan di bawah Anda. Kira-kira apa saja, sih, keahlian atau keterampilan yang mereka lihat dari diri Anda dan apa yang bisa Anda tingkatkan dari situ?
Mari kita simak.
1. Leadership
Kepemimpinan adalah keterampilan pertama yang mutlak dikuasai. Menjadi pemimpin yang baik adalah langkah awal dalam mengelola tim. Rekan-rekan kerja yang menjadi bawahan supervisor akan sangat mengandalkan leader mereka untuk memberikan panduan dan menjadi mentor demi suksesnya pengerjaan tugas mereka.
Supervisor dengan keterampilan kepemimpinan akan mampu mempertanggungjawabkan tim dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi. Supervisor yang seperti ini dapat mendelegasikan dan mengelola berbagai macam keterampilan. Dia akan bisa mengenali di mana kekuatan timnya berada, di bagian apa peningkatan atau perbaikan diperlukan, dan bagaimana cara menggunakan keterampilan masing-masing anggota tim dengan benar.
2. Komunikasi
Kurangnya keterampilan berkomunikasi dan berkolaborasi sering menjadi penyebab kegagalan di tempat kerja. Karena itulah, memiliki keterampilan berkomunikasi membantu supervisor menyampaikan pesan, mendeskripsikan pekerjaan, atau mendelegasikan tugas kepada karyawan dengan benar. Demikian pula saat memberikan contoh kepada anggota timnya.
Supervisor dengan keterampilan berkomunikasi yang baik akan mampu menggunakan teknik mendengarkan dan strategi nonverbal lainnya. Jadi, komunikasi berjalan efektif dan efisien atau langsung kepada intinya. Keterampilan ini juga memungkinkan supervisor mendapatkan umpan balik dari bawahannya, bukan hanya komunikasi satu arah.
3. Menangani konflik
Sebaik apapun sebuah tim berjalan, konflik bisa saja terjadi. Saat ada perubahan atau perbedaan pendirian, konflik akan muncul. Supervisor yang baik harus mampu mengenali adanya konflik dalam timnya. Dia mesti dapat mengidentifikasi gaya konflik, penyebab, dan metode yang tepat untuk menangani konflik yang terjadi.
Konflik juga bisa terjadi karena adanya keberagaman generasi dan budaya. Sangat penting bagi supervisor untuk menyadari keberagaman ini dan potensinya untuk menyebabkan konflik. Kemampuan mengelola keberagaman akan menciptakan lingkungan yang adil dan aman, sehingga setiap anggota tim akan memiliki akses yang sama untuk peluang-peluang dan tantangan.
Kesemuanya ini juga akhirnya menuntut seorang supervisor untuk menguasai pula keahlian problem solving. Dengan begitu, supervisor tidak hanya akan mengetahui apa masalah atau konflik yang dihadapi timnya, tetapi juga menemukan akar masalah atau konflik yang sebenarnya. Kemampuan problem solving akan membuat seorang supervisor mampu mengarahkan timnya untuk menyelesaikan konflik secara terstruktur.
4. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah keterampilan yang penting dimiliki supervisor untuk memahami cara membuat keputusan secara metodis, strategis, dan kolaboratif, serta memecahkan masalah, dan menumbuhkan inovasi. Semakin tinggi posisi seseorang di tempat kerja akan semakin kritis pula cara berpikirnya.
Seorang supervisor dengan keterampilan berpikir kritis akan mampu mengembangkan proses langkah demi langkah, mulai dari mengidentifikasi masalah sampai dengan mengembangkan solusi-solusinya. Berpikir kritis juga membantu peran supervisor dalam perusahaan untuk menghadapi situasi di mana timnya memiliki gaya berpikir yang berbeda, namun mereka membutuhkan lingkungan kolaboratif agar dapat bekerja dengan baik.
5. Manajemen waktu dan menentukan prioritas
Saat menghadapi penugasan-penugasan dari manajemen di level yang lebih tinggi, semuanya terasa penting dan mendesak untuk diselesaikan. Fungsi supervisor dalam perusahaan adalah sebagai jembatan, antara manajemen di atasnya dengan staf pelaksana di bawahnya. Di sinilah dia harus jeli dalam menentukan prioritas. Dia tak hanya harus dapat memuaskan bosnya, tetapi juga memastikan timnya dapat menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu dan tidak terlalu terbebani.
Mampu menyeimbangkan beban kerja yang berat dan kendala waktu, sambil mengelola dan mendelegasikan pekerjaan kepada tim adalah keterampilan penting. Supervisor harus dapat memilah mana yang lebih mendesak, mana yang lebih penting, mana yang bisa dikerjakan belakangan.
Orang-orang yang mampu mempraktikkan teknik manajemen yang baik akan lebih produktif, tidak terlalu stress, mampu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan, memiliki lebih banyak energi, dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri.
Supervisor dengan keterampilan manajemen waktu dan prioritas dapat memahami perbedaan waktu dan manajemen prioritas anggota timnya, serta menyesuaikan proyek dan beban kerja untuk memastikan keberhasilan timnya.
Menjadi supervisor baru tentunya berat, namun keahlian atau keterampilan di atas dapat semakin Anda kuasai bersamaan dengan berjalannya waktu dan pengalaman. Jadi jangan gentar. Jika diperlukan, Anda pun dapat mengambil kelas-kelas pelatihan bersama Presenta Edu untuk mengasah deretan soft skill di atas.
Nah, selamat bekerja dan mengemban amanah baru sebagai supervisor. (*)