Data visualization atau visualisasi data adalah cara untuk menyajikan data, agar data-data itu lebih mudah dimengerti dan dipahami.
Memang, ada beberapa kaidah agar data visualization dapat efektif, sehingga tujuan pembuatannya bisa dicapai.
Namun, ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan dalam membuat visualisasi data. Akibatnya, data-data itu mungkin memang menarik untuk dilihat, tapi tidak membuatnya lebih dimengerti dan dipahami. Bisa jadi malah jadi membingungkan atau meragukan.
Inilah 8 kesalahan umum yang sering dilakukan dalam membuat data visualization, yang sebaiknya dihindari:
1. Penulisan Nilai Persen yang Tidak Tepat
Data tentang persen/persentase adalah data yang paling sering muncul. Oleh karena itu, penulisan data persentase harus benar-benar diperhatikan.
Sebelumnya, data-data harus sungguh diperhatikan, sudah sesuai atau belum, apakah persentase yang akan ditampilkan sudah benar total 100% atau belum.
Tidak sedikit yang kurang memperhatikan data persentase4 yang disajikan, sehingga ketika ada yang betul-betul memperhatikannya, jumlahnya tidak tepat 100%. Ada yang lebih, ada yang kurang. Hal ini tentu bisa membuat audiens justru meragukan kebenaran data-data yang ditampilkan itu.
2. Terlalu Banyak Data yang Ditampilkan
Tujuan dari visualisasi data atau data visualization adalah untuk menyederhanakan penyajian data, sehingga data lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami.
Tapi, ada kalanya penyajian data ini justru akan membingungkan, jika data-data yang ditampilkan terlalu banyak.
Jika data disajikan dalam bentuk diagram lingkaran, idealnya data ditampilkan dalam empat irisan. Tujuannya adalah agar irisannya terbaca dengan jelas, mana data yang lebih besar dan mana yang lebih kecil.
Jika memang data yang harus disajikan banyak, maka diagram bisa dibuat tidak lebih dari enam irisan. Data-data yang jumlahnya tidak terlalu signifikan dapat dijadikan satu dan diberi judul ‘lainnya’ atau ‘lain-lain’.
3. Tidak Mengikuti Standar Penulisan yang Ada
Yang dimaksudkan dengan standar penulisan di sini adalah angka yang terkecil berada di urutan bawah.
Kadang-kadang ada presenter yang sedikit nyentrik, dengan menampilkan angka besar justru di bagian bawah grafik atau chart. Walaupun lain daripada yang lain, namun penyajian data seperti ini malah bisa membingungkan.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan saja standar penulisan yang baku atau standar, sehingga waktu audiens tidak habis hanya untuk mencerna data yang disajikan, ketimbang menyimak presentasi secara keseluruhan.
4. Pemilihan Diagram yang Tidak Sesuai Dengan Kebutuhan
Dalam membuat data visualization, bentuk grafik atau chart harus disesuaikan dengan kebutuhan. Maksudnya adalah, grafik atau diagram yang digunakan harus sesuai dengan jenis data yang disajikan.
Misalnya untuk diagram lingkaran, maka sebaiknya data yang disajikan tidak lebih dari enam irisan. Sedangkan grafik batang dapat digunakan untuk data yang lebih banyak.
5. Penyajian Data Tidak Disesuaikan Dengan Kebutuhan Audiens
Visualisasi data sejatinya dibuat untuk memudahkan audiens dalam memahami data-data yang disajikan. Oleh karena itu, saat membuatnya harus memperhatikan hal-hal yang memang dipahami oleh audiens. Misalnya dalam memilih bentuk visualisasi data yang akan digunakan. Gunakan saja bentuk yang bisa langsung dipahami oleh para audiens, agar fokus mereka bisa langsung pada datanya, bukan malah sibuk memperhatikan bentuk visualnya.
Selain itu, data-data yang disajikan juga harus disesuaikan. Bukan hanya dengan materi presentasinya, tapi juga dengan kebutuhan audiens.
6. Memilih Bentuk Grafik yang Kurang Tepat
Penyajian data harus ditampilkan secara tepat, agar dapat segera dipahami oleh para audiens.
Misalnya untuk data yang menunjukkan prosentase, sebaiknya menggunakan diagram lingkaran. Sedangkan diagram batang akan lebih pas jika digunakan untuk visualisasi data yang menunjukkan perbandingan. Sementara itu, untuk visualisasi data yang menunjukkan pergerakan sesuatu dari waktu ke waktu, akan lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan grafik garis.
Dengan memilih bentuk grafik yang tepat, maka audiens akan semakin mudah untuk memahami data-data yang disajikan.
7. Terlalu Banyak Detail Tambahan yang Tidak Perlu
Orang yang kreatif mungkin ingin agar visualisasi datanya lebih menarik, sehingga menambahkan detail-detail lain pada penyajian datanya. Hal ini sebetulnya tidak salah. Hanya yang harus diperhatikan adalah apakah penambahan detail-detail itu benar-benar diperlukan atau tidak. Penambahan detail seperti ini justru bisa mengalihkan fokus para audiens dari data yang semestinya mereka perhatikan.
Penambahan detail tidak dilarang, asal tidak membuatnya jadi rumit dan menghilangkan kesan simpel dan informatif.
8. Visualisasi Data yang Tidak Menarik
Tujuan dari data visualization adalah agar penyajian data menjadi lebih menarik. Penggunaan warna dan jenis huruf harus benar-benar diperhatikan, agar menarik sejak pertama kali dilihat oleh para audiens. Jika audiens tidak tertarik dengan tampilan data yang disajikan, mereka juga tentu tidak akan tertarik untuk memahaminya.
Itulah delapan kesalahan umum yang sering dilakukan ketika membuat visualisasi data yang sebaiknya dihindari.
Agar dapat membuat data visualization yang baik dan menarik, tentu dibutuhkan jam terbang yang cukup. Kita juga harus banyak mencari informasi mengenai aplikasi-aplikasi yang bisa digunakan, agar tampilan data kita saat presentasi dapat lebih menarik dan mudah dipahami.
Kita juga harus menguasai ilmu untuk membuat visualisasi data yang baik. Beberapa vendor pelatihan menyediakan pelatihan data visualization, seperti Presenta Academy. Kita bisa mengikuti pelatihan di Presenta Academy yang diadakan secara daring atau online. Dengan arahan dari para trainer yang sudah berpengalaman dan kompeten, maka kita akan dituntun untuk membuat visualisasi data yang baik, yang sesuai dengan kebutuhan, dan tentu saja menarik.
Ingin memperdalam pengetahuan Anda tentang presentasi?
Dapatkan buku Presentasi Memukau yang membahas bagaimana mempersiapkan, mendesain dan membawakan presentasi yang luar biasa.
216 halaman - PDF format - Gratis