Karyawan adalah aset terbaik perusahaan dan investasi terbaik adalah dengan memberikan mereka training atau pelatihan. Penyelenggaraan pelatihan untuk karyawan akan menjaga mereka tetap termotivasi dan membantu karyawan mengembangkan keahlian mereka.
Maju, maupun stagnannya sebuah perusahaan akan sangat bergantung pada kemampuan karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Pelatihan untuk karyawan juga dapat menjaga kemampuan mereka berperilaku positif di tempat kerja, mempertahankan pengetahuan yang telah mereka dapat, serta merasa berdaya dalam melakukan pekerjaan.
Kita pernah mengupas banyak hal mengenai pelatihan, mulai dari jenis-jenisnya, publik atau in-house, online atau offline, dan sebagainya. Nah, kali ini kita akan kupas tentang modul pelatihan.
Modul pelatihan adalah panduan yang digunakan untuk pengajaran dan pembelajaran, langkah demi langkah. Sebelum mendesain rancangan modul pelatihan, sebaiknya penyelenggara pelatihan membuat semacam survei yang dapat menganalisis kebutuhan pelatihan.
Cari tahu pengetahuan atau informasi apa yang saja yang sudah dimiliki karyawan, serta keterampilan atau pengetahuan tambahan apa yang mereka butuhkan untuk melaksanakan tugas mereka di tempat kerja. Dari situ, barulah penyelenggara dapat merancang modul pelatihan yang tepat.
Lalu, ada beberapa elemen yang dapat membuat pelatihan menjadi lebih efektif, yakni kesederhanaan, keluwesan dalam media penyampaian, mudah diingat, dan terukur. Mari kita simak satu per satu.
1. Modul pelatihan harus ringkas dan sederhana
Kini banyak dikenal istilah microlearning atau pembelajaran mikro. Hal ini berawal dari fakta, bahwa daya ingat manusia akan hal-hal yang mereka pelajari menurun dalam rentang waktu 30 hari, jika tidak ada upaya untuk mempertahankannya.
Dengan mendesain modul-modul pelatihan atau pembelajaran yang singkat dan terspesialisasi, karyawan akan dapat mengikuti pelatihan dengan lebih efektif.
Salah satu contohnya adalah pembelajaran mikro yang dipakai departemen pelatihan karyawan Walmart, jaringan department store besar di Amerika. Setiap hari departemen ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan singkat mengenai keselamatan kerja kepada karyawan. Hasilnya, terjadi perubahan perilaku pada karyawan dan tingkat kecelakaan kerja menurut hingga lebih dari setengahnya. Topik pembelajaran mikro ini juga bisa dibuat sangat beragam, tergantung kebutuhan perusahaan atau karyawan.
Pembelajaran mikro tak memakan banyak biaya. Dia juga mudah diakses, mudah dicerna, dan sangat cocok untuk memperbaharui pengetahuan karyawan dari waktu ke waktu.
Penyampaiannya dapat menggunakan video, podcast, animasi, dan banyak lagi, tergantung kreasi perusahaan. Tak perlu berpanjang-panjang, cukup berdurasi satu atau dua menit saja. Dengan demikian, karyawan yang nyaris tidak punya waktu luang untuk menyimak pun dapat mengikuti dengan penuh.
2. Modul pelatihan harus dapat memanfaatkan gawai
Gawai, seperti ponsel , tablet, atau laptop harus dapat digunakan untuk keefektifan pelatihan. Buatlah contoh modul pelatihan yang dapat dikemas dan dikirimkan secara online ke gawai karyawan. Dengan demikian, mereka dapat kapan saja dan di mana saja mengakses pengetahuan atau informasi baru.
Pembelajaran via seluler seperti ini telah mengubah cara bagaimana pelatihan untuk karyawan dibuat saat ini. Kemampuan menggunakan multimedia dan belajar sambil jalan akan membuat karyawan tetap terlibat dan aktif dengan modul-modul pelatihan, serta meningkatkan hasil pembelajaran.
3. Modul pelatihan harus mudah diingat
Salah satu desain modul pelatihan yang gampang diingat adalah yang dikemas dalam bentuk games atau permainan. Pengalaman menunjukkan, instruksi, pembelajaran, atau informasi akan lebih lekat dalam ingatan, jika disampaikan dalam bentuk permainan.
Mengapa?
Salah satunya adalah karena efek permainan pada emosi manusia. Manusia pada dasarnya adalah homo ludens atau makhluk bermain. Kita selalu tertarik pada permainan dan ketertarikan itu akan membuat apa-apa yang disampaikan dalam bentuk permainan lebih mudah melekat dalam ingatan.
4. Modul pelatihan harus dapat mengukur hasil pelatihan
Belum lengkap rasanya, jika hanya memberikan pelatihan, tanpa tahu bagaimana hasilnya. Untuk itu, buatlah template modul pelatihan yang juga mengandung tes atau observasi yang mampu menilai sejauh mana transfer pengetahuan kepada peserta sampai. Anda bisa membuat kerangka modul pelatihannya terlebih dahulu.
Merancang modul pelatihan yang efektif harus memasukkan tujuan pembelajaran. Di dalamnya ada tujuan spesifik yang hendak dicapai perusahaan, dapat terukur, realistis, dan dibatasi oleh waktu. Anda bisa melihat contoh-contoh yang ada di internet dan mendownload modul pelatihan yang ada di sana.
Pelatihan karyawan, sekali lagi, memiliki peran yang amat esensial dalam perusahaan. Namun, pelatihan yang efektif tetap tergantung pada bagaimana modul pelatihan itu dirancang, dikembang, serta diimplementasikan.
Presenta Edu adalah penyedia training yang memberikan modul pelatihan yang mudah dimengerti dan diaplikasikan. Dengan begitu, maka peserta pelatihan tidak akan kesulitan untuk mencerna pelatihan yang diberikan oleh para trainer Presenta Edu yang berpengalaman. (*)