Pengembangan karir adalah sebuah proses yang membentuk identitas seseorang, khususnya dalam hal pekerjaan atau profesi. Di dalamnya ada pembelajaran, pengalaman mengeksplorasi pekerjaan, dan perpindahan dari satu level ke level berikutnya. Semuanya berawal sejak seseorang menyadari apa yang hendak dipilihnya sebagai mata pencaharian dan terus berkembang sampai tiba pada tujuannya, yakni masa depan impiannya.
Pengembangan karir bagi karyawan tidak hanya akan menguntungkan individu karyawan, melainkan pula perusahaan tempatnya bekerja. Mengapa? Karena begitu seorang karyawan merencanakan pengembangan karirnya, dia akan memusatkan perhatiannya pada kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang. Dia juga akan terpacu untuk mengembangkan diri, baik secara pribadi, maupun professional.
Oleh karena pengembangan karir SDM sama-sama menguntungkan, alangkah baiknya jika perusahaan juga dapat memberikan dukungan bagi pengembangan karir karyawan. Pengembangan karir sangat signifikan dampaknya pada kinerja karyawan. Mereka akan menjadi lebih produktif, tingkat retensi turun, kesempatan mereka untuk dipromosikan akan menjadi lebih besar.
Perkembangan SDM di Indonesia saat ini masih lambat. Meski peringkat daya saingnya naik, jika dibandingkan dengan negara-negata tetangga, seperti Singapura dan Malaysia, SDM Indonesia masih kalah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Institute for Management Development, Lausanne, Switzerland, pada 2018, Indonesia berada pada posisi 45 dari 63 negara yang diteliti. Posisi ini naik dua peringkat dibanding dua tahun sebelumnya. Singapura sendiri berada pada peringkat ke-13, sedangkan Malaysia bertengger di posisi ke-22.
Pengembangan SDM di Indonesia masih perlu terus didorong, baik oleh pemerintah, perusahaan, maupun individu SDM yang ingin berkembang dan maju. SDM adalah modal terbesar dan terkuat yang harus dimiliki Indonesia. Karena itulah, mengembangkan SDM berarti juga menanam investasi jangka panjang.
Ada dua langkah dalam pengembangan karir SDM, yakni melalui program pendidikan dan latihan atau diklat, serta program nondiklat. Contoh pengembangan karir di perusahaan melalui program diklat adalah dengan mengikutsertakan karyawan dalam pelatihan, baik pelatihan publik, maupun pelatihan in-house. Sedangkan untuk program nondiklat, perusahaan dapat memberikan penghargaan bagi karyawan yang berprestasi atau rekomendasi dari atasan, memberikan karyawan kenaikan jabatan, atau mutasi.
Meski menguntungkan bagi perusahaan, maupun individu karyawan, selalu saja ada kendala dalam pengembangan karir karyawan. Kendala ini bisa datang dari kedua belah pihak. Apa sajakah itu?
Kepercayaan diri minus dan tidak memiliki ambisi berkompetisi.
Hambatan jenis ini sudah jelas datang dari dalam diri karyawan, namun kadang-kadang malah tidak mereka sadari. Mereka justru berbalik menyalahkan lingkungan tempat kerja mereka atas kondisi yang mereka alami di kantor, entah menuduh perusahaan pilih kasih atau alasan menyalahkan lainnya. Padahal, perusahaan itu ibarat piramida, di mana semakin ke atas bentuknya semakin mengerucut. Artinya, semakin tinggi posisi jabatan di perusahaan, jumlah jabatan yang tersedia pun semakin sedikit. Jika tidak kompetitif, perusahaan bisa jadi tidak pernah tahu kelebihan kita dibandingkan calon lainnya.
Punya kebiasaan buruk
Ada karyawan-karyawan yang amat kompeten di bidangnya, namun sayang, hal ini tidak diimbangi oleh sikap kerja yang baik. Pernahkah Anda melihat teman-teman kerja Anda sendiri, di mana mereka amat piawai dalam menuntaskan pekerjaannya, namun kasar terhadap rekan-rekan kerja, kurang bertanggung jawab, sering absen, atau sering terlambat datang ke kantor, Kebiasaan-kebiasanaan buruk ini sama sekali tak membantu dalam pengembangan karir karyawan, meski prestasi kerjanya setinggi langit.
Tak punya informasi cukup untuk mengembangkan karir
Kemauan untuk mengembangkan diri saja tidak cukup. Seseorang haruslah mengerti bagaimana sebuah karir mesti dibangun. Dia harus tahu kapasitas apa saja yang harus dimiliki, apa saja pelatihan yang harus dia ambil, jika ingin dipromosikan ke jenjang karir yang lebih tinggi. Dia juga harus pandai memperhitungkan waktu kapan dia sudah harus mencapai jenjang karir yang dimaksud. Dia juga harus mampu mengenali kelebihan-kelebihan diri agar bisa memanfaatkannya untuk kenaikan jenjang karir.
Belum efektif berkomunikasi.
Ini pernah dibahas dalam artikel sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi secara efektif akan memuluskan jalan seseorang untuk naik jabatan. Dia akan tahu bagaimana berkomunikasi dengan atasan, dengan tim kerjanya, maupun dengan orang-orang lain di kantor agar pesan, keinginan, atau tujuannya jelas bagi setiap orang.
Tak mampu berjejaring.
Jangan lupakan orang-orang di sekitar kita, entah mereka yang berada dalam satu perusahaan dengan kita, maupun yang berada di luar lingkaran perusahaan. Menjalin hubungan professional dengan mereka sama dengan mempercepat pengembangan karir kita. Tak jarang rekomendasi dari orang-orang dalam jejaring kita memuluskan langkah untuk menyelesaikan proyek, promosi, dan lain-lain.
Setelah menyimak ini semua, mungkin akan timbul dalam benak Anda pertanyaan bagaimana mengembangkan karir dengan benar. Ikuti terus artikel-artikel menarik di Presenta untuk mendapatkan manfaat bagi pengembangan karir Anda. (*)
Apa saja keterampilan utama yang perlu dikuasai seorang manajer baru?
Dapatkan buku Essential Skills for New Manager - Seri 1 yang membahas bagaimana 4 skill utama dalam mengelola tim dengan baik.
131 halaman - PDF format - Gratis untuk Anda